FOMO Spending: Hindari Jebakan Tren TikTok dan X - genzii

12/04/25

FOMO Spending: Hindari Jebakan Tren TikTok dan X

 Hai, bestie! Balik lagi sama Zia, your fellow Gen Z yang nggak pernah ketinggalan update soal tren terbaru di media sosial. Ngomongin soal media sosial, siapa di sini yang nggak kenal sama yang namanya FOMO? Yap, Fear of Missing Out alias takut ketinggalan. Apalagi kalau udah buka TikTok atau X (dulu Twitter), rasanya kayak ada aja tren baru yang bikin kita pengen ikutan. Mulai dari fashion item yang lagi viral, makeup hack terbaru, sampai challenge yang lagi happening.

Nah, masalahnya, FOMO ini seringkali bikin kita jadi FOMO spending alias belanja impulsif cuma karena takut ketinggalan tren. Padahal, ujung-ujungnya, dompet kita yang jadi korban. Gue sendiri sering banget ngerasain kayak gini. Lagi asyik scroll TikTok, tiba-tiba muncul review produk skincare yang katanya holy grail banget. Langsung deh tangan gatel pengen check out padahal skincare di rumah masih numpuk. Relate nggak sih?

Kali ini, sambil ditemani Momo yang lagi asyik ngejar-ngejar bayangan filter TikTok di layar HP gue (dia juga kena FOMO kayaknya, hehe), gue pengen ngobrolin lebih dalam soal jebakan FOMO spending di TikTok dan X, dan yang paling penting, gimana caranya kita sebagai Gen Z bisa menghindarinya tanpa harus jadi kuper alias kurang pergaulan. Yuk, simak baik-baik!

FOMO Spending


Pesona Tren Media Sosial: Kenapa Kita Gampang Kena FOMO?

Sebelum kita bahas soal FOMO spending, kita perlu pahami dulu kenapa sih kita sebagai manusia, apalagi Gen Z yang aktif banget di media sosial, gampang banget kena FOMO? Ini beberapa alasannya:

  • Naluri Sosial: Sebagai makhluk sosial, kita punya kebutuhan untuk merasa diterima dan menjadi bagian dari suatu kelompok. Tren di media sosial seringkali menciptakan rasa kebersamaan dan identitas kelompok. Kalau kita nggak ikutan, rasanya kayak ada yang kurang.
  • Validasi Sosial: Kita seringkali mencari validasi dari orang lain melalui media sosial. Dengan mengikuti tren dan memamerkannya, kita berharap mendapatkan likes, komentar, dan perhatian yang bisa meningkatkan rasa percaya diri kita.
  • Algoritma Media Sosial: Algoritma platform seperti TikTok dan X dirancang untuk terus menampilkan konten yang relevan dan menarik bagi kita. Kalau ada tren yang lagi viral, algoritma akan terus-menerus menampilkannya di feed kita, sehingga kita merasa semua orang membicarakannya dan kita jadi terdorong untuk ikutan.
  • Pengaruh Influencer: Para influencer punya peran yang sangat besar dalam mempopulerkan tren. Ketika influencer favorit kita merekomendasikan suatu produk atau mengikuti suatu challenge, kita jadi lebih percaya dan terdorong untuk mencobanya juga.
  • Takut Ketinggalan Momen: Kita takut kalau nggak ikutan tren, kita akan ketinggalan momen seru atau percakapan penting di media sosial. Kita nggak mau merasa jadi orang yang "nggak in".

TikTok dan X: Sarang Subur Tren Belanja yang Bikin Kantong Bolong

TikTok dan X punya mekanisme unik yang bikin tren belanja jadi cepat banget menyebar dan mempengaruhi kita:

  • TikTok: Dengan format video singkat yang catchy dan sound yang memorable, TikTok jadi tempat yang ideal buat produk-produk viral. Satu video review yang positif bisa langsung bikin suatu produk jadi sold out dalam waktu singkat. Challenge berbayar atau endorsement dari influencer juga jadi cara efektif buat mempromosikan produk dan menciptakan tren belanja.
  • X (Dulu Twitter): Meskipun lebih fokus pada teks, X juga punya pengaruh besar dalam menciptakan tren belanja. Thread review produk yang menarik, tweet rekomendasi dari influencer, atau bahkan tweet viral yang membahas suatu produk bisa langsung bikin banyak orang penasaran dan pengen beli. Selain itu, fitur trending topics di X juga bisa jadi indikator tren belanja yang lagi hot.

Gue sendiri sering banget jadi korban tren di kedua platform ini. Dulu, gara-gara TikTok, gue pernah impulsif beli skincare yang lagi viral padahal belum tentu cocok buat kulit gue. Ujung-ujungnya, produknya cuma nganggur di meja rias. Di X juga gitu, pernah gara-gara thread yang hype banget, gue langsung beli gadget yang sebenarnya nggak terlalu gue butuhkan. Nyeselnya belakangan deh!

Harga Asli dari Sekadar Ikut-ikutan: Lebih dari Sekadar Uang yang Hilang

FOMO spending mungkin terlihat sepele, tapi dampaknya bisa lebih besar dari sekadar uang yang hilang dari dompet kita:

  • Masalah Keuangan: Belanja impulsif bisa bikin kita boros dan kesulitan menabung untuk tujuan yang lebih penting di masa depan. Bahkan, dalam beberapa kasus, bisa menyebabkan kita terlilit hutang.
  • Barang Menumpuk Tak Terpakai: Seringkali, barang-barang yang kita beli karena FOMO itu cuma kita pakai sekali atau bahkan nggak pernah kita pakai sama sekali. Akhirnya, barang-barang itu cuma menumpuk di rumah dan jadi sampah.
  • Dampak Lingkungan: Industri fashion dan teknologi adalah penyumbang limbah yang besar. Dengan terus-menerus membeli barang-barang baru hanya karena ikut-ikutan tren, kita secara nggak langsung juga ikut memperparah masalah lingkungan.
  • Kesehatan Mental Terganggu: Terus-menerus merasa harus mengikuti tren bisa bikin kita jadi stres, cemas, dan merasa nggak pernah cukup dengan apa yang kita punya. Kita jadi fokus pada apa yang orang lain punya daripada mensyukuri apa yang kita miliki.
  • Kehilangan Identitas Diri: Kalau kita terus-menerus mengikuti tren tanpa mempertimbangkan apa yang sebenarnya kita suka dan butuhkan, kita bisa kehilangan identitas diri kita sendiri. Kita jadi seperti robot yang selalu mengikuti apa kata orang lain.

Pengalaman Pribadi Zia: Jatuh Bangun Melawan Godaan Tren

Gue nggak malu buat ngakuin kalau gue juga pernah beberapa kali jadi korban FOMO spending. Dulu, waktu awal-awal TikTok booming, gue pernah langsung beli outfit yang lagi viral padahal gaya gue sebenarnya nggak gitu. Alhasil, bajunya cuma gue pakai sekali buat konten, abis itu nganggur di lemari.

Di X juga pernah kejadian. Ada satu gadget yang lagi hype banget karena banyak influencer yang review positif. Gue langsung keracunan dan beli, padahal gadget gue yang lama masih berfungsi dengan baik. Ujung-ujungnya, gadget baru itu jarang gue pakai karena ternyata nggak sesuai sama kebutuhan gue.

Dari pengalaman-pengalaman itu, gue belajar banyak banget. Gue jadi lebih sadar sebelum membeli sesuatu, gue selalu tanya ke diri sendiri: "Apakah gue beneran butuh ini? Atau cuma karena lagi hype aja?" Gue juga mulai unfollow atau mute akun-akun yang sering bikin gue jadi pengen belanja impulsif. Pelan-pelan, gue mulai bisa mengendalikan diri dari godaan tren.

Nasihat Bijak dari Momo (Meong Cuek):

Tiba-tiba Momo bangun dari tidurnya dan ngeliatin gue yang lagi serius ngetik. Dia nguap lebar-lebar terus balik lagi tidur. Kayaknya dia mau bilang gini, "Zi, ngapain sih pusing-pusing mikirin tren? Yang penting kan aku kenyang, bersih, dan punya tempat tidur yang nyaman. Tren itu cuma buat manusia aja, kucing mah nggak peduli!" Ada benarnya juga sih kata Momo. Kucing aja bisa cuek sama tren, kenapa kita nggak bisa?

Panduan Anti FOMO Spending Ala Gen Z:

Nah, ini dia tips-tips jitu yang bisa kalian coba buat menghindari jebakan FOMO spending di TikTok dan X:

  1. Kenali Pemicumu: Coba deh perhatikan, tren apa sih yang paling sering bikin kalian jadi pengen belanja impulsif? Apakah itu fashion, beauty, gadget, atau makanan? Dengan mengenali pemicunya, kalian bisa lebih waspada dan siap untuk menghadapinya.
  2. Tanyakan pada Diri Sendiri: Beneran Butuh atau Cuma Pengen? Sebelum check out barang yang lagi viral, coba deh jujur sama diri sendiri. Apakah barang ini benar-benar kalian butuhkan dan akan memberikan manfaat jangka panjang buat kalian? Atau cuma karena lagi hype aja dan kalian takut ketinggalan?
  3. Tunggu Sebentar (Aturan 24 Jam atau Lebih): Kalau kalian lagi pengen banget beli sesuatu karena ikut-ikutan tren, coba deh tahan diri kalian selama minimal 24 jam (atau lebih lama lebih baik). Biasanya, setelah beberapa waktu, keinginan impulsif itu akan mereda dengan sendirinya.
  4. Unfollow atau Mute Akun yang Bikin Kalian Insecure: Kalau ada akun media sosial yang seringkali bikin kalian merasa insecure atau terdorong untuk belanja berlebihan, nggak ada salahnya buat meng-unfollow atau me-mute akun tersebut. Curate feed kalian dengan konten yang lebih positif dan menginspirasi.
  5. Fokus pada Tujuan dan Nilai Pribadi: Ingatlah apa tujuan keuangan kalian yang sebenarnya. Apakah kalian lagi nabung buat kuliah, beli motor, atau liburan impian? Alokasikan uang kalian untuk hal-hal yang benar-benar penting dan sesuai dengan nilai-nilai kalian.
  6. Buat Anggaran dan Patuhi: Dengan punya anggaran bulanan yang jelas, kalian akan lebih tahu batasan pengeluaran kalian dan bisa menghindari belanja impulsif. Alokasikan sejumlah uang untuk hiburan atau treat yourself, tapi tetap dalam batas yang wajar.
  7. Cari Alternatif Selain Membeli: Kalau kalian pengen ikutan tren tapi nggak mau keluar uang, coba deh cari alternatif lain. Misalnya, kalau lagi tren outfit tertentu, coba mix and match baju-baju yang udah ada di lemari kalian. Atau, kalau lagi tren challenge tertentu, kalian bisa ikutan dengan versi kalian sendiri yang lebih kreatif dan hemat.
  8. Latih Rasa Syukur: Alih-alih fokus pada apa yang belum kalian punya, coba deh luangkan waktu setiap hari buat mensyukuri apa yang udah kalian miliki. Ini bisa membantu kalian merasa lebih puas dan nggak terus-menerus merasa kurang.
  9. Cari Validasi di Dunia Nyata: Jangan cuma mencari validasi dari likes dan komentar di media sosial. Bangun hubungan yang sehat dengan teman-teman dan keluarga di dunia nyata. Cari dukungan dan apresiasi dari orang-orang yang benar-benar peduli sama kalian.
  10. Sadar Akan Taktik Pemasaran: Ingatlah bahwa banyak influencer dan brand yang dibayar untuk mempromosikan produk. Jangan langsung percaya begitu saja dengan semua review positif yang kalian lihat. Lakukan riset sendiri sebelum memutuskan untuk membeli sesuatu.
  11. Rangkul Gaya Unik Kalian Sendiri: Nggak semua tren itu cocok buat semua orang. Jangan merasa tertekan untuk selalu mengikuti semua tren yang ada. Temukan gaya fashion atau lifestyle yang benar-benar kalian sukai dan nyaman jalani, tanpa harus terpengaruh sama apa kata orang lain.
  12. Bicarakan dengan Orang yang Kalian Percaya: Kalau kalian merasa kesulitan mengendalikan diri dari FOMO spending, jangan ragu untuk membicarakannya dengan teman, keluarga, atau pasangan yang kalian percaya. Mereka mungkin bisa memberikan support atau perspektif yang berbeda.
  13. Rayakan Keberhasilan Menabung: Setiap kali kalian berhasil menahan diri dari FOMO spending dan memilih untuk menabung, jangan lupa untuk memberikan reward kecil buat diri sendiri (yang tentunya nggak bikin dompet bolong!).
  14. Ingatlah Bahwa Tren Itu Sementara: Semua tren pasti akan berlalu. Apa yang lagi hype hari ini, mungkin udah dilupakan minggu depan. Jangan sampai kalian menyesal sudah menghabiskan banyak uang untuk sesuatu yang sifatnya sementara.

Psikologi di Balik Tren Viral: Kenapa Kita Mudah Terpengaruh?

Ada beberapa prinsip psikologi yang bikin tren di media sosial jadi sangat menular:

  • Social Proof: Kita cenderung percaya dan mengikuti apa yang dilakukan oleh banyak orang. Kalau kita lihat banyak orang melakukan atau membeli sesuatu, kita jadi berpikir bahwa itu pasti bagus atau worth it.
  • Scarcity: Tren yang bersifat limited edition atau susah didapatkan seringkali terasa lebih menarik dan membuat kita takut ketinggalan.
  • Otoritas: Kita cenderung lebih percaya pada rekomendasi dari orang yang kita anggap ahli atau punya pengaruh, seperti influencer.

Dengan memahami prinsip-prinsip ini, kita bisa jadi lebih sadar akan taktik-taktik yang digunakan untuk mempengaruhi kita dan lebih bijak dalam mengambil keputusan.

Konsumsi Berkelanjutan: Nilai Gen Z yang Perlu Ditingkatkan

Menghindari FOMO spending juga sejalan dengan nilai-nilai keberlanjutan yang semakin kita pedulikan sebagai Gen Z. Dengan mengurangi konsumsi berlebihan dan memilih untuk membeli barang yang benar-benar kita butuhkan dan sukai, kita bisa ikut berkontribusi dalam menjaga lingkungan dan mengurangi limbah.

Referensi untuk Belanja Bijak dan Literasi Keuangan di Indonesia:

Buat kalian yang pengen belajar lebih banyak soal cara belanja bijak dan meningkatkan literasi keuangan, kalian bisa cek beberapa sumber daya berikut di Indonesia:

  • Otoritas Jasa Keuangan (OJK): Website OJK punya banyak materi edukasi soal perencanaan keuangan dan investasi.
  • Sikapi Uang: Platform edukasi keuangan dari OJK yang menyediakan berbagai tips dan informasi praktis.
  • Financial Planner: Kalau kalian butuh bantuan yang lebih personal dalam mengatur keuangan, kalian bisa berkonsultasi dengan financial planner yang terpercaya.
  • Berbagai Komunitas Keuangan di Media Sosial: Ada banyak komunitas online yang membahas soal keuangan dan bisa jadi tempat yang baik untuk belajar dan berbagi pengalaman.

Kendalikan Dompetmu, Jangan Biarkan Tren Mengendalikanmu!

Bestie, FOMO spending memang jadi tantangan tersendiri buat kita Gen Z di era media sosial ini. Tapi, dengan kesadaran, perencanaan, dan sedikit usaha, kita pasti bisa menghindari jebakan ini dan lebih bijak dalam mengelola keuangan kita. Ingatlah bahwa kebahagiaan dan value diri kita nggak ditentukan oleh seberapa banyak tren yang kita ikuti atau seberapa banyak barang branded yang kita punya. Yang terpenting adalah kita bisa hidup sesuai dengan nilai-nilai dan tujuan kita sendiri.

Sekarang giliran kalian! Pengalaman FOMO spending paling parah yang pernah kalian alami apa nih? Atau kalian punya tips jitu lainnya buat menghindari jebakan tren di media sosial? Yuk, share di kolom komentar di bawah ini! Kita saling belajar dan menginspirasi buat jadi Gen Z yang smart secara finansial! 😉


Share with your friends

Featured

[Featured][recentbylabel]