Ghosting 101: Panduan Bertahan dari Silent Treatment ala Gen Z - genzii

10/04/25

Ghosting 101: Panduan Bertahan dari Silent Treatment ala Gen Z

Hidup kita tuh penuh drama—pagi scroll X, siang bikin TikTok, malem bingung mikirin chat yang tiba-tiba nggak dibales.

Yup, aku mau cerita soal ghosting, fenomena silent treatment yang sering banget kita temuin di dunia kencan digital. Di artikel ini, aku bakal spill pengalamanku kena ghosting, plus tips praktis biar kalian bisa bertahan dan tetep kece meski hati lagi ambyar. Siap? Yuk, kita mulai—sambil bayangin Momo lagi tidur manja di bantal kesayanganku, hehe.

Apa Itu Ghosting dan Kenapa Gen Z Sering Kena?

Sebenernya, aku pertama kali denger kata “ghosting” dari temenku pas kita lagi ngopi. Dia bilang, “Zia, lu kena ghosting nggak sama si X? Kok dia tiba-tiba hilang?” Aku cuma ketawa, tapi dalam hati aku mikir, “Wait, emang bener.” Ghosting tuh kayak tiba-tiba diputus kontak sama seseorang tanpa penjelasan—chat nggak dibales, telepon nggak diangkat, kayak kita cuma hantu yang nggak keliatan.

Aku scroll X dan nemu banyak Gen Z cerita soal ghosting. Katanya, ini jadi “budaya” di kencan digital karena kita hidup di era yang cepet—nggak ada waktu buat drama atau bilang “aku nggak tertarik.” Tapi jujur, pas kena ghosting, rasanya nggak enak banget—campur aduk antara bingung, kesel, sama sedih. Makanya, aku belajar cara ngatasinnya, dan aku bakal ceritain dari pengalamanku sendiri biar kalian nggak sendirian.

Panduan Bertahan dari Silent Treatment ala Gen Z


Pengalamanku Kena Ghosting: Dari Baper Jadi Belajar

Aku mau cerita soal pertama kalinya aku kena ghosting—dan ya, aku baper abis. Namanya “D”—cowok yang aku kenal dari Tinder. Dia lucu, suka musik indie kayak aku, dan bilang Momo adalah kucing paling cerdas yang pernah dia liat (poin plus banget!). Kita chat tiap hari selama sebulan—dia cerita soal mimpinya jadi fotografer, aku cerita soal Momo yang takut dokter hewan. Rasanya klik banget.

Terus, kami ketemu IRL di kafe kucing. Aku nervous, tapi dia bawa mainan buat Momo (yang aku bawa, hehe), dan kita ngobrol sampe malem. Aku mikir, “Wow, ini bisa jadi sesuatu.” Tapi dua hari setelah ketemu, chatku nggak dibales. Aku coba tanya, “Hei, kamu sibuk ya?” Nggak ada jawaban. Seminggu, dua minggu—kosong. Aku cek IG-nya, dia masih post Stories, tapi aku kayak nggak ada di hidupnya. Aku bingung—apa aku salah ngomong? Apa dia bosen?

Aku overthinking sampe nangis di kamar sambil peluk Momo. Tapi setelah itu, aku mutusin: aku nggak mau stuck. Aku cari cara buat move on, dan dari situ aku belajar bertahan dari ghosting.

Kenapa Orang Ghosting? Aku Coba Pahami

Sebelum kasih tips, aku mau cerita apa yang aku pelajarin soal kenapa orang ghosting. Aku baca thread di X dan ngobrol sama temen, ini beberapa alasannya:

  • Takut Konfrontasi: Banyak orang nggak suka bilang, “Aku nggak suka kamu,” karena takut bikin awkward.
  • FOMO: Dia mikir, “Kalo aku lanjut sama orang ini, aku kehilangan yang lain.”
  • Capek Emosional: Kadang mereka lagi stres, dan ghosting jadi jalan pintas.
  • Cuma Main-Main: Ada yang emang nggak serius dari awal.

Aku nggak tau pasti alasan D, tapi aku sadar: ini bukan salahku. Ghosting lebih ngomongin mereka daripada aku. Dan itu bantu aku nggak ambil personal.

Tips Bertahan dari Ghosting ala Gen Z

Setelah kena ghosting, aku rangkum cara-cara yang bantu aku bangkit. Ini tips praktis yang aku pake:

  1. Jangan Salahin Diri Sendiri
    Awalnya aku mikir, “Aku pasti ngebosenin.” Tapi aku tanya ke diri sendiri, “Zia, lu udah jadi diri lu apa belum?” Aku udah—aku cerita soal Momo, ketawa bareng, jadi aku. Kalo dia ghosting, itu pilihannya, bukan kekuranganku.
  2. Kasih Waktu Buat Ngerasa
    Aku nggak langsung pura-pura kuat. Aku nangis, curhat ke Momo, dan dengerin lagu “drivers license” Olivia Rodrigo sampe bosen. Ngerasa sedih itu oke—tapi jangan lama-lama.
  3. Blokir Kalo Perlu
    Aku unfollow D di IG soalnya aku capek stalking Stories-nya. Nggak blokir sih, cuma mute—biar aku nggak tergoda buat cek.
  4. Fokus ke Diri Sendiri
    Aku luangin waktu buat hal yang aku suka—bikin playlist baru, fotoin Momo, atau jalan sama temen. Aku sadar, aku nggak butuh dia buat happy.
  5. Ngobrol sama Temen
    Aku cerita ke sahabatku, dan dia bilang, “Zia, lu deserve orang yang balas chat lu.” Aku ketawa, tapi bener—support system bikin aku kuat.

Pengalamanku:
Seminggu setelah ghosting, aku bikin TikTok lucu soal “Momo nunggu balesan chat”—views-nya 300, dan aku ngerasa, “Aku bisa jadi diri aku lagi.” Ghosting jadi pelajaran, nggak jadi akhir dunia.

Ghosting Lagi: Ketemu Pola dan Cara Ngatasin

Setelah D, aku kena ghosting lagi sama “F”—cowok dari Bumble. Kali ini lebih cepet—cuma 2 minggu chat, nggak sampe ketemu. Aku udah siap: aku nggak overthinking lama. Aku langsung hapus chatnya, bikin IG Story bareng Momo, dan bilang ke diri sendiri, “Next caller!”

Aku notice pola: ghosting sering dateng pas orang nggak siap komitmen. Makanya, aku sekarang lebih santai—ngobrol, ketemu, tapi nggak terlalu berharap. Kalo dibales, bonus. Kalo nggak, ya udah, Momo tetep sayang aku.

Ghosting di Dunia Kencan Gen Z: Fenomena Digital

Aku mikir, ghosting jadi “normal” di Gen Z karena cara kita kencan beda. Kita ketemu orang lewat app—gampang connect, gampang ilang. Chat di WhatsApp atau DM bikin orang ngerasa, “Nggak bales nggak apa-apa, kan nggak ketemu langsung.” Tapi aku yakin, kita bisa ubah vibe ini dengan jadi lebih jujur—kalo nggak suka, bilang aja, nggak usah ghosting.

Tips buat kalian:

  • Kalo kalian yang ghosting, coba bilang, “Aku nggak bisa lanjut, maaf ya.” Simpel, tapi bikin orang nggak bingung.
  • Kalo kena ghosting, inget: itu cuma satu orang dari milyar manusia di dunia.

Bertahan dari Ghosting Adalah Keren

Jadi, temen-temen, ghosting emang nyebelin, tapi kita, Gen Z, punya kekuatan buat bangkit. Dari pengalamanku sama D dan F, aku belajar kalo hati kita lebih kuat dari silent treatment. Kita bisa nangis, ketawa, dan move on sambil tetep jadi diri kita yang kece.

Coba deh hari ini—kalo kalian lagi kena ghosting, peluk kucing kalian, dengerin lagu favorit, dan bilang, “Aku cukup.” Tulis di kolom komen pengalaman kalian, ya—aku pengen tau! Dan kalo kalian punya kucing, ceritain juga dong, siapa tahu Momo bisa kirim purr-purr semangat, hehe. Yuk, jadi Gen Z yang nggak cuma jago kencan, tapi juga jago bangkit dari ghosting!

Love, Zia & Momo
(Kalian semua layak dicintai, no ghosting needed!)

Share with your friends

Featured

[Featured][recentbylabel]